Last_Child Seluruh_Nafas ini
Last_Child_-_Anak_kecil
Last_Child_-_Penyesalan_Yang indah
Teringat apa yang engkau berikan
Last child -tiada lagi cover mayang sari
laschild -pedih versi akustic
Last_Child_-_Sekuat_Hatimu
Last_Child_-_Jalan_Lain ke hati mu
last child -percaya lah
LC-sadarkan aku teman
Lc-mungkinkan cover stinky
Lc-kembali
Lc-pedih
Lc-tunjukan
Lc- never will
Lc- ayah
Lc-kembali (jazz version)
Lc- lagu terakhir untukmu
Last_Child_-_Anak_kecil
Last_Child_-_Penyesalan_Yang indah
Teringat apa yang engkau berikan
Last child -tiada lagi cover mayang sari
laschild -pedih versi akustic
Last_Child_-_Sekuat_Hatimu
Last_Child_-_Jalan_Lain ke hati mu
last child -percaya lah
LC-sadarkan aku teman
Lc-mungkinkan cover stinky
Lc-kembali
Lc-pedih
Lc-tunjukan
Lc- never will
Lc- ayah
Lc-kembali (jazz version)
Lc- lagu terakhir untukmu
- BIOGRAFI
"Punk adalah inti musik kami. Dulu kami rajin memainkan old school punk seperti Blink 182, MXPX
dan Greenday. Seiring berjalannya waktu, referensi musik kami semakin
bertambah. Kami juga tak segan memasukkan unsur synthesizer di beberapa
lagu. Itu yang membuat musik yang kami mainkan lebih berwarna," buka
Virgoun.
- Kemunculan album perdana berjudul Grow Up di bawah label Crazy Monkey menjadi awal bagus bagi band asal Utan Kayu ini. Tambahan album kedua Everythink We Are Everythink makin mempertegas kalau Last Child tak setengah-setengah memainkan punk. Lagu-lagu mereka seperti Diary Depresiku dan Pedih pun jadi omongan.
0 comments: